Pada bagian ini kita akan belajar cara mengaplikasi suatu
masalah kedalam bahasa ladder logic.
Perhatikan rangkaian dibawah ini:
Gambar diatas adalah gambar yang amat sangat terkenal yang
dipakai untuk start-stop suatu motor. Hehe…kalau diibaratkan gambar di baju (t
shirt) gambar ini adalah gambar Che
Guevara .
Namun seperti juga diantara kita tidak banyak yang tidak tau siapa itu Che Guevarra, kita juga
banyak yang tidak ambil peduli bagaimana rangkaian ini dirancang - kita hanya
tau cara kerjanya dan hapal merangkaiannya.
Lalu bagaimana rangkaian ini dirancang?
Sebelum
seorang programmer atau designer merancang rangkaian ini, ia harus tau dulu
“masalah” apa yang dihadapinya.
Dalam kasus ini masalahnya adalah:
“ Bagaimana
membuat suatu rangkaian dengan 2 input (tombol Start dan Stop), dimana jika
tombol start ditekan motor akan ON, ketika tombol start dilepas, motor tetap
ON, dan motor hanya akan OFF jika tombol stop ditekan”.
Setelah tau
permasalahannya, programmer akan merumuskan seluruh kemungkinan yang terjadi
didalam tabel kebenaran (truth table). Inget, ia harus memasukkan seluruh kejadian
didalam table, termasuk “bagaimana keadaan output (motor) sebelumnya”. Maka isi
dari truth table itu adalah sebagai berikut:
Tombol Start
|
Tombol Stop
|
Keadaan Output (motor) sebelumnya
|
Output (motor)
|
OFF
|
OFF
|
OFF
|
OFF
|
OFF
|
OFF
|
ON
|
OFF
|
OFF
|
ON
|
OFF
|
OFF
|
OFF
|
ON
|
ON
|
ON
|
ON
|
OFF
|
OFF
|
OFF
|
ON
|
OFF
|
ON
|
OFF
|
ON
|
ON
|
OFF
|
ON
|
ON
|
ON
|
ON
|
ON
|
Supaya lebih
sederhana, kita ganti saja
Tombol start = A
Tombol Stop = B
Output
sebelumnya = O-1
Output = O
ON = 1
OFF = 0
Ingat bahwa;
A, B, dan O-1 adalah
input dan O adalah output.
Maka truth
table-nya menjadi:
A
|
B
|
O-1
|
O
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
0
|
0
|
1
|
0
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
Setelah itu,
kita perhatikan semua output yang bernilai 1”, yaitu ketika:
1.
A=0 dan B=1 dan O-1=1 atau Ā.B.O-1
2.
A=1 dan B=1 dan O-1=0 atau
A.B. Ō-1
3.
A=1 dan B=1 dan O-1=1 atau A.B. O-1
Maka, Output = O = Ā.B.O-1 + A.B. Ō-1 + A.B. O-1
Untuk
menyederhanakannya, masukkan lagi persamaan ini kedalam karnaugh map.
Masih inget
karnaugh map kan?...kalo lupa silahkan buka http://en.wikipedia.org/wiki/Karnaugh_map
Kalo sudah
inget, sekarang kita masukkan……
Lalu
kelompokkan setiap kotak yang bernilai satu yang saling berdekatan baik
vertical maupun horizontal. Masing2 kelompok, jumlah anggotanya adalah 2n , artinya bisa 1,
2, 4, 8, dan seterusnya, semakin banyak
anggota kelompok, maka nanti persamaannya akan makin sederhana.
Nah, dari
karnaugh map diatas, kita mendapatkan 2 kelompok, yang jumlah masing2
anggotanya adalah 2:
Dari gambar
diatas, terlihat ada 2 kelompok, kita sebut saja kelompok vertical (yang
berdiri tegak) dan kelompok horizontal (yang mendatar kesamping). Kita lihat
kembali masing2 kelompok ini:
1.
Kelompok Vertical ,
Anggotanya adalah pada AB
O-1 bernilai 110 dan AB O-1 bernilai 111.
Kita ulangi lagi…. 110
dan 111.
Dari 2 nilai itu yang konsisten (alias tetap alias
tidak berubah) adalah A dan B, yaitu tetap bernilai 1 (lihat angka
warna biru). Sementara O-1 berubah dari 0 ke 1 (lihat angka warna merah).
Kita lupakan yang tidak konsisten, kita hanya
mengambil yang konsisten, yaitu A
dan B.
Jadi kelompok vertical menghasilkan ekspresi = AB.
2.
Kelompok Horizontal
Anggotanya adalah
pada AB O-1
bernilai 011 dan AB O-1 bernilai 111.
Kita ulangi lagi…. 011
dan 111.
Dari 2 nilai itu yang konsisten (alias tetap alias
tidak berubah) adalah B dan O-1, yaitu tetap
bernilai 1 (lihat angka warna biru). Sementara
A berubah dari 0 ke 1 (lihat
angka warna merah).
Kita lupakan yang tidak konsisten, kita hanya
mengambil yang konsisten, yaitu B
dan O-1.
Jadi kelompok vertical menghasilkan ekspresi = B O-1.
Setelah itu,
untuk mendapatkan output kita jumlahkan ekspresi vertical dan horizontal itu:
Jadi, Output
= O = AB + B O-1 atau,
= BA + B O-1 atau,
= (A + O-1) B
Karena A =
start
B = stop
B O-1 = keadan
motor (output) sebelumnya
O = output
(motor),
Maka: Motor = (Start + Keadan Motor sebelumnya) Stop
Ingat, bahwa
operasi pen jumlahan adalah rangkian parallel sementara operasi perkalian adalah
rangkaian seri.
Lalu
bagaimana dengan “keadaan motor sebelumnya”?... Kita bisa mendapatkan input ini
dengan menarik kembali output motor sebagai input.
Maka jadilah
rangkaian start-stop motor yang sangat familiar itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar